Wednesday, January 18, 2012

Amarah

Seandainya kita ditangkap kerana melakukan kesalahan yang bukan sahaja salah disisi undang-undang tetapi juga salah disisi agama, siapakah yang patut disalahkan? Andainya kita tahu siapa yang melaporkan kesalahan kita kepada pihak berkuasa, siapa yang perlu kita salahkan?  Disaat kemarahan menguasai diri pastinya dendam membara.


Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : "Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya."(HR. Bukhari dan Muslim)

Berkata Ibnu Ja?far bin Muhammad rahimahullah : "Marah itu pintu seluruh kejelekan".

Walau apa pun tujuan sahabat kita membuat laporan, patutkah dia di salahkan?  Bukankah tidak akan terjadi sesuatu itu tanpa izin Allah?  Tidak akan terhalang sesuatu itu juga tanpa izin Allah? Jika sesuatu "keburukan" itu terjadi juga kepada kita, siapa yang patut disalahkan?  Kenapa ianya diizinkan oleh Allah berlaku pada kita? Pasti ada sesuatu yang cuba di sampaikan.  Carikah hikmah terjadinya sesuatu itu, bukan mencari salah siapa ianyanya terjadi.  Mungkin jika dicari-cari pun, pesalah yang terbesar adalah diri sendiri!.

Untuk melihat sesuatu itu dari kacamata Islam dan iman terlebih dahulu kita perlu memilikinya. Insya-allah sesekali tersalah langkah dan tersadung kelembah maksiat, ia akan menarik semula kita kepada yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.

Wallahua'lam.

No comments:

Post a Comment